Dikubur Hidup Hidup Selama 11 Hari, Wanita Ini Gedor-Gedor Peti Matinya
Jumat, 21 Januari 2022
Medan Bintang Online. Pengalaman dikubur hidup-hidup dialami oleh sosok wanita ini. Seperti kebanyakan, setelah dinyatakan meninggal dunia, tentu saja jenazah akan segera dimakamkan.
Namun, hal mengejutkan terjadi pada wanita ini. Rosangela Almeida dos Santos yang berusia 37 tahun dinyatakan meninggal oleh sebuah rumah sakit pada 28 Januari 2018 dan dimakamkan keesokan harinya. Dia sudah berada di rumah sakit selama seminggu karena kelelahan.
Menurut surat kematiannya, dia mengalami serangan jantung sebelum meninggal akibat 'syok septik'. Keesokan harinya, keluarganya menguburkannya pada makam beton di pemakaman kota asalnya di Riachao das Neves. Penduduk setempat, Natalina Silva mengatakan bahwa banyak orang mendengar teriakan-teriakan yang datang dari kuburan. Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah Dia berkata, "Ketika saya sampai di sana tepat di depan makam, saya mendengar benturan dari dalam kuburan."
Dia pikir anak-anak yang bermain di sekitar pemakaman sedang bercanda dengannnya. Lalu dia mendengar seseorang berteriak dua kali, dan setelah kedua teriakan itu, dia berhenti. Penduduk setempat bergegas datang untuk menghancurkan kuburan batu itu, tapi sayangnya sudah terlambat.
Pada saat mereka berhasil membuka peti kayu yang telah dipakai untuk menguburkannya, Santos telah meninggal. Dilansir dari Metro, orang-orang yang tinggal di dekat pemakaman memberi tahu keluarganya pada 9 Februari, 11 hari setelah Santos dimakamkan.
Karena mencoba keluar dari peti mati, terdapat luka di tangan dan dahi yang Santos gunakan untuk mencoba membuka peti mati. Di bagian dalam peti juga ada goresan dan darah. Santos (37) dinyatakan terjebak dalam kuburan selama 11 hari.
Terdapat goresan darah dalam peti yang menunjukkan Santos berjuang untuk keluar Dari kondisi bagian dalam peti mati, nampaknya dia sudah berusaha keras untuk mencari jalan keluar dan menyelamatkan diri.
Sebuah video telah muncul yang menunjukkan keributan di pemakaman Senhora Santana di Riachao das Neves, timur laut Brasil, saat beberapa orang mengeluarkan peti mati yang berat itu dan melepaskan tutupnya. Orang-orang berteriak untuk memanggil ambulans, sementara yang lainnya memeriksa kondisi Santos dan mengatakan tubuhnya masih hangat. Tangan Santos terluka, seperti telah berusaha keras untuk keluar. Keluarga tersebut percaya bahwa vonis meninggalnya Santos terjadi karena kesalahan.
Saudari Santos, Isamara Almeida, mengatakan, "Kami tidak ingin menuduh dokter mana pun, kami tidak ingin menimbulkan masalah. Tapi kita menyaksikan situasi itu, tidak mungkin orang dikuburkan selama 11 hari dan tetap hangat."
Kepala polisi Arnaldo Monte yang memimpin penyelidikan mengatakan bahwa mereka mulai meminta beberapa keterangan dari anggota keluarga dan orang di sekitar kejadian. Jika diperlukan, mereka akan menggali kembali tubuh Santos, sehingga mereka bisa sampai kepada inti dari apa yang sebenarnya terjadi. Seorang juru bicara rumah sakit, yang menyatakan Santos telah meninggal, mengatakan bahwa mereka akan memberikan semua informasi yang diperlukan oleh keluarga dan pihak berwenang.